Sebut saja namaku
Dodo, usiaku saat ini 32 tahun, kulit kuning bersih badan agak kurusan sedikit.
Ini adalah pengalamanku pribadi semasa aku di Solo (saat ini di Surabaya).
Saat aku kuliah dulu
di Solo aku punya pacar anak Palembang sebut aja namanya Esmeralda tapi aku
lebih suka memanggilnya Mimi, dia sekolah di SMA di Yogya. Anaknya lugu dan
baik hati. Tapi dibalik keluguan itu nafsu sexnya besar sekali dan benar-benar
hot! Hampir tiap minggu aku ke Yogya dan main ke kost Mimi. Kost dia punya
aturan yang cukup ketat sebagai kost putri di Yogya, tamu untuk siang hari
dibatasi jam 08.00 s/d 13.00 dan lanjut sampai 17.00 s/d 22.00
Di hari minggu saat
aku ke Yogya waktu sudah menunjukan pukul 12.00 berarti aku cuma ada waktu 1
jam di kostnya, walau ketat aturannya tapi teman yang bermain boleh masuk ke
kamar dengan catatan pintu tidak boleh ditutup rapat rapat. Waktu satu jam itu
aku manfaatkan dengan baik untuk mencumbunya, aku gerayangi sekujur tubuhnya
dari ujung rambut sampai kakinya, kami saling bergumul bak berkelahi saja.
Kebetulan tempat tidurnya tepat di belakang pintu kamar.
Tak terasa waktu sudah
menunjukan jam 1 siang, terpaksa kami hentikan permainan yang tanggung itu. Dan
dengan berat hati kami berbenah ruangan yang sudah seperti kapal pecah!
"Mas Dodo ke
kostnya Agus ya?" tanya dia sambil membetulkan kancing bajunya.
"Iya, mau ikut
tah?" tanyaku.
"Malas..
Panas!" Kami saling pandang seolah tidak terima dengan perpisahaan yang
sesaat itu.
"Gimana kalau
kita tidur disini saja" bisiknya.
"Terus?"
"Ya, kita kunci
aja kamar dari dalam, biar Ibu kost gak tahu! anggap aja Mimi lagi tidur kan
beres?"
"Ha.. Gila
lu!" kataku pendek.
"Mas Dodo kan
juga capek baru dari Solo, ntar di Kost Mas Agus gak bisa istirahat, paling
juga bengong!"
Aku terdiam sejenak,
"benar juga.." pikirku.
"Benar nih gak
taku ama Ibu kost?"
"Siapa
takut.."
"Okelah, tapi
ntar aku tak ke kamar mandi sebentar"
Sepulang dari kamar
mandi kulihat dia udah ganti pakaian tidur dengan lengan terlihat mulus, kuning
kecoklat coklatan.
"Mimi tutup
pintunya ya Mas.."
"Hemmm.."
Kubaringkan badanku di
kasur yang empuk, dan dia di sampingku sambil memelukku seolah tak mau
kehilangan aku.
"Aduh.."
tiba tiba aja dia bergumam.
"Ada apa?"
"Kurang ajar nih
semut gigit paha Mimi" ujarnya sambil menyingkap daster bawahnya.
"Wah bener kurang
ajar tuh semut gua aja belum pernah gigit paha Mimi kok dia udah duluan.."
"Emang mau gigit,
tapi abis gigit mesti mati ya.. Hi.. Hi.."
"Tu kan Mas, jadi
merah.. Emang kurang ajar semut itu!"
"Sini Mas Dodo
cium biar sembuh.." jawabku layaknya orang pacaran yang sok pahlawan.
"Gombal.."
Sambil iseng aku lihat
pahanya yang digit semut itu dan, "Wow.. Mulus juga nih paha"
batinku. Aku usap paha itu dengan lembut beberapa kali, dan tiba tiba saja aku
cium paha itu.
"Iihh geli
Mas.." Suara itu membuat ku birahi!
"Geli apa
enak?" bisikku, tanganku mulai menggerayangi buah dadanya.
Dia diam saja,
tanganku mulai kuselipkan dibalik bajunya dan menggerayangi pentilnya yang
sudah mulai mengeras. Sementara tangan kiriku mulai menyelinap dibalik celana
dalamnya dan kugesek gesek kan pada tempik-nya. Kusingkapkan dasternya keatas
sehingga terlihat jelas gundukan tempiknya di balik celana putihnya. Dia diam
saja. Sedikit demi sedikit mulai aku tarik celana dalamnya ke bawah.
"Ayo terus kalau
berani.." tiba tiba aja dia berkata, aku sempat kaget dengan celetukannya
itu.
Dalam sekejap saja sudah
aku telanjangi dia, mulus! Tanpa banyak acara lagi aku juga ikut telanjang, aku
gesek gesekkan kontolku ke tempik-nya. Nikmat rasanya, tapi aku tak berpikir
yang lain cukup gesek-gesek saja.
Sambil bercanda dia
bilang, "Ayo kalau berani dimasukkan Mas".
"Gila
kamu.."
"Hi.. Hi.. Takut
ya.."
"Emang kenapa
takut?"
"Coba aja.."
Aku tahu dia cuma
bercanda karena selama ini kita pacaran memang sangat berhati hati. Tapi dia
terus mengejekku.. Akhirnya tergoda juga aku. Aku masukkan helm kontolku ke
tempiknya yang jelas sudah basah kuyup, tapi aku masih ragu. Tapi terasa sangat
hangat dan luar biasa.. Aku masukan sedikit lagi dan hampir separuh kontolku
sudah masuk.
"Mas jangan..
Ingat ya.. Jangan.." katanya
"Kenapa.. Kamu
takut ya.."
"Jangan Mas,
keluarkan" pintanya pelan.
Aku terus menggesek
gesekannya, nikmat rasanya! Tiba tiba saja dia menggeserkan pantatnya ke
samping dan mendorong pahaku. Kontolku terlepas, kami saling berpandangan
sejenak.
"Mulai nakal
ya?"
"Habis ditantang
sih.."
Dia mencium lembut
bibirku, aku balas dengan lembut dan kami saling berpelukkan erat, aku ciumi
leher dan telinganya, dia mulai menggeliat aku terus menyerangnya perlahan
lahan aku cumbu buah dadanya dan terus aku merayap ke bawah sampai tempik-nya.
Bau anyir yang merangsang keluar dari tempik nya, aku jilati tempiknya, dia
menggeliat nikmat, matanya terpejam. Aku semakin rakus melahapnya dan aku
masukkan lidahku ke dalam tempiknya. Dia menggeliat.
"Ukhh.. Enak
Mas", Aku tambah semangat.
"Terus Mas.. Enak.."
Aku lepas mulutku dan
aku ganti dengan kontolku. Nafsu besar dan nikmat yang aku rasakan membuat ku
tak sabar memasukkan kontolku.
"Aduh.. Pelan
pelan Mas"
"Ya.."
Separuh kontolku sudah
masuk, tapi susah sekali masuk lebih dalam. Aku tarik sedikit masuk lagi, mudur
masuk.. Mundur.. Masuk tak terasa hampir masuk semua kontolku ke tempik nya.
Aku remas buah dadanya sambil aku ciumi lehernya, dia terlihat merem melek
merasakan nikmatnya kontolku. Tiba tiba saja ada yang menarik kontolku dari
dalam tempiknya dan nikmat sekali..
"Akh.. Enak
sekali sayang.."
"Tekan Mas..
Tekan lagi.. Pelan pelan.."
Aku merasakan kontolku
keras dan terasa membesar didalam tempik Mimi, aku sodokkan kontolku dengan
pelan tapi pasti, dan semakin terasa ada yang menarik narik kontolku di dalam
tempik.
"Akhh.. Sakit
Mas.. Enak Mas.. Terus.. Terus.."
Erangan itu membuat
aku semakin mengencangkan pelukanku terhadap dia, aku peluk dia erat-erat dan
dia juga memelukku erat sekali sambil menahan sakit tapi enak..
"Uuuhhh.."
desis dari mulutnya sambil mengejang sekujur tubuhnya.
"Ehmmhh.."
badanku juga terasa mengejang nikmat sekali sperma ku kelar dengan deras
memasuki tempiknya.
Terasa hangat
kontolku, nikmat dan tak terucapkan dengan kata kata hanya erangan nikmat dari
mulut kami berdua. Tiba tiba aku merasakan cairan hangat merampat di pahaku,
aku terkejut bukan main. Aku tarik kontolku dari tempik Mimi. Mataku terbelalak
melihat cairan itu. Darah!
"Mi.."
"Mas.. Apa yang
kita lakukan?" Pandangannya juga nampak kaget.
"Maaf Mi.."
kataku.
Tiba tiba saja Mimi
memelukku erat erat.
"Mimi sayang Mas
Dodo"
"Mas Dodo juga
sayang Mimi"
Aku rebahkan dia di
kasur yang empuk, kami saling berpandangan.
"Mimi gak
menyesal kok Mas, Mimi senang", Ah, lega rasanya mendengar kata kata itu.
Tok.. Tok.. Tiba tiba
saja pintu di ketok! Kami kaget bukan main, bingung mau apa.
"Mi.. Buka..
Tidur ya.."
Kami tak bergerak cuma
saling pandang, pelan pelan kami mengambil baju masing masing.
"Itu Teteh"
"Diam aja Mas,
pura-pura tidur gak dengar!"
"Mi, Teteh pinjem
hairdryer"
Badan ini rasanya
panas dingin, kami tidak berani memakai baju karena takut berisik.
"Klek.."
Tiba-tiba saja pintu
terbuka, ternyata Teteh punya juga kunci kamar kost Mimi yang memang
berdampingan. Rasanya dunia mau runtuh saat itu.
"Mi.. Mas.."
Teteh seolah tak
percaya apa yang dilihatnya. Cepat cepat Teteh masuk dan mengunci kamar Mimi,
dan Teteh siap mengadili kami berdua yang masih telanjang.
"Apa apaan
ini?" Sambil melirik tempat tidur yang berantakan dan ada noda darah
keperawanan Mimi.
"Teh.. Maaf kan
saya Teh" ucapku pelan.
"Saya yang
bersalah Teh, bukan Mimi"
"Kenapa Mas Dodo
lakukan? Teteh udah percaya sekali ama Mas Dodo!" sambil meneteskan
buliran air mata kekecewaan.
"Maaf Teh.."
Tiba tiba saja Teteh
memelukku yang masih telanjang! dan kontolku menyentuh tubuhnya yang lebih
kecil dari Mimi. Pelukkan erat Teteh membuat kontolku berdiri lagi, dan aku
bingung.
"Celaka nih,
tegang lagi"
Mimi pun ikut memeluk
kami yang masih berpelukkan, buah dada Mimi membuat aku tambah merangsang. Aku
beranikan mencium bawah telinga Teteh yang masih terisak di pelukkanku. Harum
juga karena Teteh memang baru selesai mandi. AKu tambah terangsang dan aku
ciumi leher Teteh, sedikit aku merasakan gerakan Teteh yang ternyata dia juga
terangsang dengan ciumanku ditambah posisi telanjangku dan kontolku yang
menempel di sekitar pusar Teteh.
Aku coba kencangkan pelukanku
terhadap Teteh, sementara aku ganti mencium Mimi yang juga memeluk Teteh, Mimi
menyabut ciumanku dengan lahapnya sementara Teteh yang ada dalam pelukan kami
berdua pada posisi ditengah karena memang Mimi memeluk Teteh dari belakang dan
saya dari depan. Tak ayal Teteh cuma menggeliat diantara kami, tanganku turun
kebawah ke arah pantat Mimi yang tepat dibelakang Teteh. Aku tarik pantat Mimi
ke depan sehingga mendorong tubuh Teteh lebih merapat ketubuhku dan menjepit
kontolku. Aku goyangkan pantat Mimi perlahan lahan dengan harapan badan Teteh
juga ikut bergoyang, dan harapanku itu terpenuhi.
Badan Teteh bergoyang
menggesek gesek kontolku, tangannya bertambah erat memelukku. Tiba tiba saja
Mulut Teteh mulai menyerang leherku, rupanya dia juga gak tahan melihat aku dan
Mimi semangat berciuman. Tanganku mulai berani meraba buah dada Teteh dan Teteh
tidak menolak bahkan seolah olah menikmatinya. Mata Mimi memandangku dengan
sorot tajam seolah melarang aku meraba kakaknya itu tapi aku pura-pura tidak melihat.
Perlahan tanganku aku turunkan dan meraba tempik Mimi dengan tangan kanan, dan
tangan kiriku mulai merayap dibalik celana dalam Teteh. Aku lihat Mimi
menikmati tanganku yang sudah meremas tempik nya, dia terlihat memejamkan
matanya.
"Kesempatan"
batinku.
tempik Teteh pun tak
lepas dari tangan kiriku dan Teteh juga menikmatinya. Teteh sedikit melorotkan
badannya dan mencium pentil susuku yang kecil dan dia terus bergerak ke bawah
sambil meremas kontolku. Dan sesaat Teteh sudah sibuk dengan mulutnya menikmati
kontolku.
Teteh mendorong
badanku hingga aku terjatuh di spring bed, Mimi pun mendahului Tetehnya
memegang kontolku seolah dia tak rela kontolku di jamah Tetehnya. Mimi langsung
memasukkan kontolku kedalam tempiknya yang sudah basah dan sedikit noda darah
masih ada, sementara Teteh harus puas melahap mulutku. Mimi begitu semangat
mengenjot kontolku dengan gerakan naik turun sambil mengerang kenikmatan.
"Ukhh" Mimi
mengeluh sambil badanya mengejang, rupanya dia sudah keluar lagi.
Teteh yang melihat
Mimi sudah orgasme memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil posisi
mengarahkan mulutnya ke kontolku dan tempiknya diarahkan ke mulutku. Posisiku
dan posisi Teteh saling berlawanan, kaki Teteh menjepit kepalaku sehingga aku
dengan jelas melihat tempik Teteh yang dipenuhi rambut tipis disekelilingnya.
Sementara Mimi ada disamping kami berdua sambil meremas remas sendiri buah
dadanya. Aku jilati tempik Teteh yang masih wangi karena habis mandi, aku
masukan lidahku menyentuh dalam tempiknya dan Teteh menikmatinya.
"Enak Mas..
Terus.."
Hampir saja aku tidak
bisa bernafas karena Teteh menekankan tempiknya ke wajahku, aku dorong sedikit
pantatnya supaya aku bisa bernafas. Aku balikkan badan Teteh, sehingga saat ini
posisiku diatas Teteh. Aku tidak mau berlama lama melakukan oral sama Teteh,
langsung saja aku masukkan kontolku ke tempik Teteh yang ternyata juga cukup
kecil buat kontolku. Teteh agak kesakitan tapi tidak protes.
"Ahh.."
Akhirnya kontolku bisa
masuk hampir semuanya, dan Teteh merasa kesakitan dan menggeser sedikit
pantatnya kesamping tapi tetap aku buru ke samping sambil sedikit
menggoyangnya. Kedua kaki Teteh diangkat menjepit pantatku seolah-olah dia
ingin memasukkan kontolku lebih dalam lagi, aku berusaha memasukkan pelan pelan
dan agaknya lebih lancar karena tempik Teteh sudah basah kuyup. Kaki Teteh
menjepitku tambah kencang dan aku juga coba peluk Teteh lebih kencang.
"Aahhh.."
Teteh melenguh dan nafasnya tersengal-sengal, ternyata dia mengalami puncak
kenikmatan, aku rasakan badannya mengejang dan jepitan kakinya membuatku tak
bisa bernafas tapi aku biarkan dia menikmati kenikmatan itu.
Sedikit demi sedikit
jepitan kaki dan pelukan Teteh mulai lepas, giliranku sekarang untuk menikmati
kenikmatan bersama Teteh. Aku balikkan badan Teteh dan aku masukkan kontolku
dari belakang dengan gaya anjing aku coblos tempik Teteh.
"Huuhh"
nikmat sekali ternyata dengan gaya ini, aku menikmati sekali gaya ini.
Kontolku keluar masuk
ke tempik Teteh seolah tak ingin berhenti apalagi diiring desahan Teteh yang
pelan tapi sangat membuatku bernafsu. Hampir lima menit kontolku keluar masuk
ke tempik Teteh dan akhirnya..
"Aaahhh.. Nikmat
Teh.." badanku kejang.. Nikmat..!
Aku peluk Teteh dari
belakang sambil menikmati orgasmeku. Kontolku terasa membesar saat itu dan aku
coba masukkan lebih dalam kontolku ke tempik Teteh. Tiba tiba saja terdengar
suara seperti air tumpah. Crek.. Aku kaget tapi bersamaan suara itu kenikmatan
yang jauh lebih nikmat dari sebelumnya! Aku kaget sekali saat aku rasakan ada
air hangat mengalir di antara kontolku.
"Jangan
jangan.."
Cepat cepat aku
keluarkan kontolku dari tempik Teteh, hah.. Benar dugaanku. Darah! Ternyata
Teteh juga masih perawan! berarti dalam 3 jam aku dapat dua perawan! Kakak Adik
lagi!
"Hebat!"
dalam batinku. Ternyata aku laki laki paling beruntung dapat perawan 2
sekaligus!
Tak kusadari aku lihat
Mimi disampingku meneteskan air Mata dan memejamkan matanya yang sudah sembab!
Aku baru sadar ternyata adeganku dengan Teteh dilihat tanpa sensor oleh Mimi!
Pacarku! Dan adegan itu aku lakukan dengan kakaknya! Teteh! Saat itu aku gak
tahu harus berbuat apa! Aku hanya memeluk Mimi dan Teteh keluar dari kamar
meninggalkan kami tanpa sepatah katapun.
*****
Hari hari berikutnya
aku selalu membagi spermaku untuk mereka berdua untuk Mimi dan Teteh, tapi saat
itu aku selalu beranggapan Mimi pacarku dan Teteh adalah selingkuhanku! Semua
ini aku jalani dari tahun 1994 sampai 1996. Karena sejak tahun 1996 kami putus!
Saat ini Mimi dan
Teteh sudah menikah, demikian juga dengan aku. Mimi dapat suami orang Magelang
dan Teteh dapat tetangganya di Palembang. Walaupun begitu Aku masih sering
melakukan sex by phone dengan Mimi paling tidak seminggu sekali dan sex di
hotel sebulan sekali. Kami masih bisa menikmatinya.
END
Baca juga
No comments:
Post a Comment