"Huh.., bete
banget deh" sungut Lia sambil mematikan TV.
Sekarang Lia sedang
sendirian di rumah. Sudah seminggu ini, Papa Lia tugas keluar kota dan
rencananya baru pulang minggu depan. Mama Lia sedang pergei arisan di rumah
temannya. Bombom juga pergi menginap di rumah temannya. Pembantu mereka pulang
kampung menjenguk keluarganya yang sakit. Ibu peri juga jarang menjenguk Lia.
Bosan menonton TV, Lia lalu pergi ke kamarnya di lantai dua.
"Coba Bombom
nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu" pikir Lia
Memang sejak
pengalaman oral seksnya dengan Bombom, Lia sering mengulangi perbuatannya
dengan Bombom. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Lia lagi nggak ada
dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Lia beri tahu tentang aktivitasnya yang satu
ini.
Lia berdiri di depan
cermin besar yang ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan celana
dalamnya. Sekarang Lia telanjang bulat sambil memandang dirinya sendiri di
cermin. Lia memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang putih mulus,
dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara bombom sering gemas
kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan bulu-bulu halus
yang masih jarang.
"Uuhh..,
enak.", desah Lia sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya
sendiri.
Sesekali dipilinnya
putingnya sambil mMore...embayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat
putingnya itu. Tangan kanannya juga tidak Lia biarkan menganggur tetapi sibuk
mengusap lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris
seperti yang sudah dipelajari Lia dalam pelajaran anatomi tubuh manusia di
sekolah. Lia merasa nikmat sekali bila klitorisnya diusap-usap, apalagi kalo
dihisap mulutnya bombom. Mata Lia terpejam, kelihatannya dia asyik menikmati
perbuatannya itu sampai Lia tidak menyadari kalo ada seseorang membuka pintu
kamarnya.
"LIA! Apa yang
kamu lakukan?!"
Lia kaget sekali. Dia
segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata disana
sudah berdiri Mama Lia dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.
"Mmaa.. Ma",
kata Lia sambil ketakutan.
"Ehm ternyata
kalo lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini
ya?!", cibir Mama Lia.
"Mm.. maafin Lia,
Ma", jawab Lia ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.
Mama Lia mendekat
sambil memandang Lia yang masih telanjang.
"Ehm.. anak
kurang ajar ini rupanya sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang
aku punya kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil
mempraktekan apa yang kulihat dari VCD kemarin.", pikir Mama Lia dalam
hati.
"Kamu akan Mama
hukum. Sekarang tunggu disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau
menurut sama Mama, akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.",
kata Mama Lia sambil keluar kamar.
"Iya, Ma.",
jawab Lia pelan.
Lia takut sekali kalo
Mama mengadukan dia ke Papa. Lia berpikir hukuman apa yang akan dijatuhkan
Mama. Apa dia akan dipukul? Tapi Lia berpikir lebih baik dipukul daripada
diadukan ke Papa.
Tak lama kemudian Mama
Lia kembali dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama
menyuruh Lia berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya. Lia kaget,
ternyata Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Lia kagum
terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Lia mengamati wajah
Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing dan bagus, dadanya juga
indah, besar tapi tidak turun dan masih padat, dan vagina Mamanya ternyata
bulunya dicukur habis.
"Sekarang kamu
harus menurut sama Mama dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama
akan melaporkan kamu ke Papa", perintah Mama.
"Iya, Ma.",
jawab Lia ketakutan.
Tiba-tiba Mama Lia
mencium bibir Lia dengan penuh nafsu. Mama Lia penasaran ingin tahu rasanya
bercinta sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya yang ada
adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.
Lia terkejut tetapi
dia tidak berani melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Lia bersyukur bahwa
hukumannya ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Lia heran dengan perbuatan
Mamanya tapi lama-lama Lia juga menikmatinya. Lidah Mamanya bergerak liar
dimulutnya, Lia pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Lia agak kaku dan
risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan Mamanya juga mulai
meremas-remas pantat Lia sambil sesekali mampir mengusap-usap memek Lia, dan
tangan satunya liar beroperasi di dada Lia sambil memilin putingnya. Nafsu Lia
mulai naik seperti kalo dia lagi oral dengan bombom. Lia merasa kakinya mulai
lemas oleh kenikmatan.
"Ma, Lia capek berdiri.",
keluh Lia.
"OK. Sekarang
kita ke ranjang aja.", jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Lia.
"Kamu juga naik
kesini dan cium susu Mama sambil diremas-remas."
Lia menurut. Lia
menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang
satunya.
"Eehhm.. yeah.
Terusin La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.", desah Mama Lia keenakan.
Lia senang mendengar
Mamanya senang. Mama nggak pernah memuji Lia sebelumnya. Lagipula Lia suka
melakukan perintah Mamanya yang satu ini. Lia gemas dengan payudara Mamanya,
dia suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Lia isap
keras-keras.
"Aakh.. bagus
sayang. Memek Mama coba kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari
kamu masukin ke lubang memek Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh
kocok-kocok keluar masuk. aakh.."
Lia mengocok memek
Mamanya, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Lia merasakan jarinya basah oleh
cairan, memek Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang membanjir.
"Eehm.. sekarang
jilatin memek Mama.", perintah Mama Lia.
Lia mencoba apa yang
sering dilakukan Bombom pada memeknya kalo lagi oral. Lia menciumi memek
Mamanya, lidahnya bergerak liar sambil sesekali menusuk lubang memek itu. Tak
lupa, Lia juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Lia merasa paling
enak kalo Bombom mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan tersentak, dan
pantatnya agak terangkat sebentar.
"Ookh.. eehm..
belajar dari mana kamu sayang?", tanya Mama Lia.
Lia tak berani
menjawab kalo Bombom yang mengajari. Lia meneruskan mengerjai memek Mamanya
sambil sekarang jarinya ikut mengocok memek Mamanya dengan cepat.
"Aakkhh.. Mama
nyampe sayang. aakkhh..", jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan
tangannya menjambak rambut Lia.
Mama Lia beristirahat
sejenak sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama. Kemudian Mama Lia
menyuruh Lia tidur telentang. Sekarang gantian Mama Lia yang beroperasi.
"Kamu cantik
sekali La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.", puji Mama.
Lia senang sekali.
Mama mencium bibir Lia sambil tangannya meraba-raba tubuh Lia. Ciuman Mama
turun ke leher. Lia menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut Mama
beroperasi di dada Lia yang baru tumbuh dan masih terlihat datar. Puting Lia
dikulum kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di memek Lia.
"Eehmm.. Enak Ma
esstt..", desah Lia.
Puting Lia bertambah
keras dan besar karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Lia dibuka karena
Mama Lia akan mengerjai memek anaknya itu. Mama Lia mulai menjilat memek
anaknya.
"Sstt aakh..
terus Ma.", erang Lia bertambah keras.
Lidah Mamanya terasa
mengorek-ngorek liang memeknya dengan liar. Lia mendesah merasakan nikmat
birahi yang melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan
Lia sampai melengkung ke atas menahan nikmat. Mama Lia pun menemukan keasyikan
tersendiri menjilati memek anak tirinya itu. Dia terus menjilati memek anaknya.
Semakin Lia mendesah dengan keras dan merasa nikmat, Mama Lia pun semakin
bersemangat mempermainkan memek mungil yang masih perawan itu. Mama Lia pun
menahan diri untuk tidak menggunakan jarinya, belum waktunya pikir Mama Lia.
"Aakkhh.. aah Ma,
Lia.. eh.. Lia..aakh..".
Lia merasakan ada
sesuatu dalam dirinya yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya
lagi. Kakinya dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Lia pun mengalami orgasmenya
yang pertama. Cairan kenikmatan Lia yang membanjir keluar ditelan habis oleh
Mamanya. Setelah itu badan Lia lemas dan dia terkulai di ranjangnya.
"Hukuman untukmu
belum selesai Lia.", kata Mamanya.
Lia melihat Mamanya
berdiri dan menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil
sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari pinggang dan
pantatnya. Lia tidak bisa melihat benda itu dengan jelas karena Mamanya memunggunginya.
Dan ketika Mamanya berbalik, Lia kaget sekali. Benda itu ternyata berbentuk
seperti burungnya bombom tetapi dari karet dan dua kali lebih besar dari punya
Bombom. Penis karet dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah
laki-laki.
"Ma, kok Mama
pake barang kayak gitu sih?", tanya Lia heran.
"He.. he.. kamu
pasti suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum ****** ini pake mulut
kamu.", perintah Mama.
Lia menurut, lagipula
Lia memang suka mengulum burungnya Bombom. Dan punya Mama kelihatannya lebih
besar dan menarik sekali. Lia mempraktekan pengalamannya dengan burung Bombom
pada mainan Mamanya. Tapi penis mainan Mama ternyata lebih besar, mulut Lia
hampir tidak muat menampung besarnya benda itu. Walaupun dipaksa, penis mainan
itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Lia memegangi kepala Lia sambil memaju
mundurkan pinggulnya seperti memperkosa mulut Lia. Mama Lia menikmati
perbuatannya itu sambil tertawa senang. Kemudian Mama Lia mengajak Lia
memainkan posisi 69 dengan Mama Lia dibawah agar dapat menjilati memek anaknya
lagi.
"Eehm.. eehhmm..
sst.. aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.", desah Lia saat dia mengambil
nafas, lalu dia meneruskan kulumannya.
Lia pun mulai
terangsang kembali. Kemudian Mama Lia menyuruh Lia tidur terlentang. Lalu
mengambil posisi misionaris untuk memerawani Lia dengan penis mainannya itu.
"Apa yang Mama
lakukan?", tanya Lia.
"Tenang saja
sayang, kamu pasti senang.", jawab Mama Lia sambil menggesek-gesekkan
kepala penis mainan itu ke memek Lia.
Lia merasa nikmat saat
memeknya digesek ujung mainan Mamanya. Apalagi Mamanya mulai melumat bibirnya
lagi sambil tangannya memilin putingnya yang kini semakin keras.
"Aduuh.. sakiitt
Maa.", jerit Lia karena Mama mulai berusaha memasukkan penis itu ke
memeknya.
"Cuma sebentar,
nanti juga enak lagi.", jawab Mama sambil memompa penis yang baru masuk
kepalanya saja.
Lia mulai merasa enak
bercampur sedikit perih. Sampai..
"AAKKH.. SAKIIT
MAA..", jerit Lia ketika Mamanya tiba-tiba menekan amblas hingga penis itu
menjebol selaput daranya.
Mama Lia mendiamkan
dulu gerakannya agar memek Lia terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium
lagi bibir anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Lia teralihkan rasa
sakit akibat jebol keperawanannya. Ketika Lia sudah agak tenang, Mama Lia mulai
memompa pelan-pelan.
"Aakh.. ii.. iiya
Ma. Terus Ma.", desah Lia ketika dia mulai merasakan nikmatnya seks
walaupun masih ada sedikit rasa perih. Mama Lia pun merasa keasyikan tersendiri
ketika dia berperan sebagai laki-laki dengan penis mainannya itu.
"Uukkhh.. enak
Ma. Terusin Ma. Lia sayang Mama.", desis Lia.
Lia memang merasakan
kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, bahkan melebihi
permainannya dengan Bombom. Mama Lia semakin bersemangat mendengar desahan Lia
dan diapun makin mempercepat pompaannya di memek anaknya.
"He..he.. kamu
suka khan dientot sama ****** Mama ini?", kata Mama.
"Iiya Ma. Lia
suka.", jawab Lia.
"Suka ngapain?
Ayo bilang. Kamu suka dientot sama ****** Mama ini. Ayo.", perintah Mama
Lia.
"Aakkh.. Lia
suka.. aakh Lia suka dientot sama ****** Mama yang gede.", jawab Lia yang
mulai terhanyut dalam permainan Mamanya.
Mama Lia senang
mendengar Lia ngomong jorok begitu, dan dia pun makin gencar melakukan
tusukannya sambil diselingi goyangan agar Lia bertambah nikmat.
"Uukkh.. terus
Ma. Enaakk.. aakkhh.", desah Lia sambil menggoyang pinggulnya mengikuti
irama pompaan Mamanya.
"Kamu memang
*censored**censored**censored**censored**censored* kecil.
*censored**censored**censored**censored**censored* yang suka dientot sama
****** besar.", kata Mama Lia yang semakin terangsang dengan ngomong yang
jorok-jorok.
"Iya, Ma. Lia ini
*censored**censored**censored**censored**censored* yang senang dientot. aakkhh
Entot terus Ma.", jawab Lia meniru kata-kata Mamanya yang jorok.
Mama Lia senang
mendengar desahan dan ucapan jorok Lia. Dia menikmati melihat wajah Lia yang
terangsang. Gadis cantik yang baru tumbuh dewasa itu terengah-engah keenakan.
Kadang dia menggigit bibirnya menahan nikmat. Ekspresinya yang sedang
terangsang membuat Lia semakin kelihatan cantik.
"Ma, Lia.. aakh..
Lia mau..", desis Lia.
Melihat anaknya akan
orgasme, Mama Lia mengangkat pantat Lia dan memompa Lia semakin cepat.
"Aakkhh.. Lia
nyampe, Ma.", erang Lia saat mencapai orgasmenya yang kedua.
Lia menjepitkan
kakinya ketat ke pinggul Mamanya. Tangannya menarik dan memilin putingnya
sendiri. Matanya terlihat putihnya saja dan bibir bawahnya digigit sendiri
menahan sensasi orgasme yang dia rasakan. Mama Lia akan membiarkan Lia
istirahat sebentar ketika..
"Ma, Bombom boleh
ikutan nggak?", tanya suara dari arah pintu kamar.
Mama Lia kaget. Saat
dia menoleh ke arah pintu, dia melihat anaknya si Bombom sudah telanjang bulat
sambil memegangi burungnya yang sudah berdiri.
Tetapi Mama Lia malah
tersenyum dan berkata, "Boleh, sayang. Ayo kesini".
Bombom kegirangan, dan
segera naik ke ranjang. Dia berdiri di atas lututnya dan mengangkangi tubuh
Lia. Bombom lalu menyuruh Lia mengkaraoke burungnya. Lia menurut walaupun sudah
lemas.
"Aakh enak La.
Helen aja kalah pinter kalo urusan kayak begini.", kata Bombom.
Sementara itu, Mama
Lia sedang membersihkan memek Lia dengan kain lap. Terlihat ada noda merah di
cairan Lia, tanda kalo dia sudah tidak perawan lagi. Kemudian dia menjilati
memek Lia untuk membangkitkan birahi anak tirinya lagi.
"Ma, minggir
dulu, Ma. Bombom pengen ngentot nih.", pinta Bombom dengan nafsu.
"Tunggu, sayang.
Kamu tiduran saja di situ. Mama mau ambil sesuatu.", perintah Mama.
Bombom menurut, dia
tiduran setengah bersandar pada kepala ranjang dengan diganjal bantal pada
punggungnya. Mama Lia pergi ke kotak di meja, melepas penis mainan dan
mengambil bungkusan kecil. Setelah Mamanya mendekat, Bombom baru tahu kalo yang
diambil Mamanya adalah kondom. Lalu Mama memasang kondom itu pada burung
Bombom.
"Ayo, Lia. Naik
ke atas Bombom.", perintah Mama.
"Tapi Lia masih
capek, Ma.", jawab Lia lemah.
"Jangan
membantah. Bombom sudah pengen ngentot kamu. Sini Mama bantu.", jawab Mama
sambil membantu Lia.
Mama membimbing Lia
duduk diatas Bombom dengan memeknya tepat di atas burung Bombom. Mama menuntun
penis Bombom memasuki memek Lia yang walau sudah tak perawan tapi masih rapat.
"Aakkhh.. memek
kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.", desah Bombom.
Bombom senang posisi
ini karena dia bisa melihat wajah Lia yang cantik dan tangannya pun bisa
mengerjai puting Lia. Sementara itu, Mama Lia yang memeluk Lia dari belakang
membantu Lia memompa penis Bombom sambil menciumi leher Lia dari belakang.
Pelan-pelan, birahi
Lia naik lagi karena kocokan penis Bombom di memeknya, putingnya yang dipilin
Bombom dengan gemas, juga ciuman Mama di lehernya. Lia mulai mendesah pelan
mengiringi desahan Bombom yang keenakan.
Setelah Lia mulai
pulih, Mama meninggalkan kedua anaknya yang asyik ngentot. Mama mengambil penis
mainan dari dalam kotak dan memakainya. Tetapi yang ini lebih kecil dari yang
tadi, kira-kira besarnya sama dengan burung Bombom. Mama kembali lagi ke
ranjang sambil membawa botol kecil dari plastik. Kemudian Mama menyeret tubuh
Bombom agak ke bawah hingga Bombom tidur terlentang. Lalu Mama mendorong tubuh
Lia ke depan hingga Lia telungkup merapat dengan Bombom, dan memek Lia masih
mencengkeram burung Bombom. Bombom menyambut Lia dengan melumat bibir Lia. Kemudian
Mama menjilati anus Lia dan menusukkan lidahnya ke lubang anus itu.
"Uukh.. geli, Ma.
Enak.", desah Lia.
Mama tersenyum, dia
mau mencoba ide yang muncul saat Bombom minta bergabung tadi. Mama mengambil
botol kecil tadi, lalu menyemprotkan isinya ke lubang anus Lia. Kemudian
diratakan dengan jarinya yang berusaha membuka sedikit anus Lia hingga cairan
itu bisa masuk ke dalam liang belakang Lia.
"Apa itu Ma?
Rasanya dingin.", tanya Lia.
"Kamu tenang aja.
Mama jamin ini lebih enak dari yang tadi.", bujuk Mama.
Lalu Mama memposisikan
penis mainannya yang sudah dipasang kondom dan diolesi cairan pelumas dari
botol tadi ke liang anus Lia. Mama mulai berusaha memasukkan penis mainannya ke
anus Lia.
"Aduh Ma. Mama
ngapain Ma? Sakit Ma.", rintih Lia.
"Pertamanya aja
kok yang agak sakit. Ntar juga enak.", bujuk Mama.
Mama terus memaksa
mainannya masuk, dan nggak peduli Lia yang merintih kesakitan. Penis mainan itu
dimasukkan pelan-pelan sampai masuk semuanya. Lalu Mama membiarkan dulu sampai
Lia agak tenang. Bombom juga membantu Lia melupakan rasa sakitnya dengan
melumat bibir Lia lagi.
Beberapa saat kemudian
Mama mulai memompa penis mainannya pelan-pelan. Mula-mula Lia merasa anusnya
perih sekali, tubuhnya terasa penuh dengan dua penis di kedua lubangnya. Tapi
setelah lancar, Lia mulai merasakan sensasi kenikmatan yang melebihi
persetubuhannya dengan satu penis. Apalagi Mama mulai meningkatkan irama
kocokannya. Bombom yang ada dibawah pun merasa nikmat sekali. Memek Lia terasa
lebih rapat dan menggigit karena penis Mama yang ada di anus Lia. Walaupun
Bombom tidak bergerak tapi kocokan Mama diatas membuat pergerakan otot memek
Lia seperti memijat-mijat burungnya.
"Aakkhh.. iya,
Ma. Sekarang rasanya jadi enak lagi. aakh.. sst.. terus.. entotin yang cepet, Ma.",
erang Lia yang mulai merasakan sensasi nikmat threesome.
"Uuhf.. memek
kamu rasanya tambah sempit. Kamu suka kontolku, La?", rayu Bombom. Bombom
mengimbangi gerakan Lia dan Mamanya dengan menggoyang pinggulnya memutar.
"****** kamu enak
juga kok Mbom. aakh..eehhmm..", Lia mendesis keenakan.
Ibu dan anak-anaknya
itu terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka sudah mengeluarkan peluh.
"Hei
*censored**censored**censored**censored**censored* , kamu suka dientot dua
****** begini? Ayo, jawab.", Mama mulai ngomong jorok lagi sambi
mempercepat kocokannya. Rambut Lia yang panjang dijadikan pegangan untuk lebih
cepat mengocok.
"Suka, Ma. Lia
paling suka ngentot. aakkhh entot Lia terus Ma. Tiap hari.", sahut Lia.
Lia merasa memek dan
anusnya penuh. Gerakan dua penis di memek dan anusnya memberikan sensasi yang
luar biasa. Putingnya yang menempel di dada Bombom, tergesek-gesek dan membuat
putingnya makin mengeras karena nikmat. Tiba-tiba Lia merasa seperti gunung mau
meletus. Kenikmatan-kenikmatan yang dia terima membuat kelenjar didalam
tubuhnya mengumpul dan mau muntah keluar melalui memeknya. Kenikmatan ini lebih
dari orgasme sebelumnya.
"Aakhh.. sstt..
aakkhh.. Lia mau nyampe.", erang Lia.
Lia pun menggapai
orgasmenya yang ketiga dan keempat sekaligus. Lia baru merasakan indahnya multi
orgasme. Mama melepaskan penis mainannya dari anus Lia. Bombom yang belum
keluar segera membalik tubuh Lia dan bersiap-siap menggenjot Lia lagi.
"Berhenti dulu,
mBom. Lia capek bener nih.", pinta Lia memelas.
"Sini. Pake memek
Mama aja, mbom.", sahut Mama yang sudah melepas peralatannya.
Mama mengambil posisi
menungging di atas tubuh Lia. Bombom pun langsung mengocok memek Mamanya dari
belakang dengan cepat. Lia pun tidak ketinggalan mengajak Mama berciuman sambil
tangannya meremas-remas dada Mamanya.
"Uuhhff.. Bagus,
anak-anak. Kalian pintar sekali.", desah Mama keenakan.
Bombom terus mengocok
memek Mamanya yang masih terasa menggigit walau sudah punya anak. Apalagi
goyangan Mamanya, top. Tak lama, Bombom mulai merasa kalo mau keluar.
"Ma.. Bombom mau
keluar, Ma."
"Tunggu Mama.
Mama juga mau nyampe. aakkh..", erang Mama.
Kemudian Ibu dan anak
itu orgasme bersamaan. Setelah itu mereka bertiga istirahat dan tertidur di
ranjang bersama-sama. Sejak saat itu, mereka sering bermain seks bila Papa
tidak ada dirumah. Kadang berdua, kadang bertiga. Lia juga senang sekali karena
sikap Mama terhadapnya berubah menjadi baik, tidak lagi seperti dulu
TAMAT
Baca juga
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete