Disebelah (pintu no2)
tinggal seorang wanita muda sekitar 25 tahun bernama Desi tinggi 160 berat 50
kg yang bersuamikan seorang supir taxi tetapi sudah 7 tahun belum dikarunia
seorang anak. Pintu no3 ditempati oleh seorang wanita 35 tahun tinggi 165 berat
60 kg yang sudah memiliki 2 orang anak 7 dan 5 tahun yang semuanya perempuan,
ia bernama Ita. Nah, dari sinilah semuanya berawal.
Seperti biasa pada
pagi hari semua penghuni bedeng sibuk dibelakang (mandi, mencuci). Perlu
diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5 kamar mandi terpisah dari rumah
dan 2 buah sumur (air harus diangkat ke kamar mandi, maklum yang punya rumah
belum punya Sanyo). Aku yang sudah terbiasa mandi paling pagi sedang duduk
santai sambil nonton TV. Lagi asik nonton terdengar olehku gemercik air seperti
orang sedang mandi. Mulanya sih biasa saja, tapi lama
kelamaan penasaran
juga aku dibuatnya. Aku mencoba melihat dari balik celah pintu belakang
rumahku, dan aduh!! betapa kagetnya aku ketika melihat Mbak Desi yang sedang
mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Aku tidak tahu mengapa ia begitu berani
untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Mbak desi yang sedikit
kurus ternyata memiliki payudara sekitar 32B dan sangat seksi sekali. Dengan
bentuknya yang kecil beserta puting warna merah jambu untuk orang yang sudah
menikah bentuknya masih sangat kencang
Aku terus mengamati
dari balik celah pintu, tanpa kusadari batang kejantananku sudah mulai berdiri.
Sudah tak tahan dengan pemandangan tersebut aku langsung melakukan onani sambil
membayangkan bercinta dengan Mbak desi ditempat terbuka tersebut. Semenjak hal
itu, aku jadi ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan
harinya, aku masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Mbak desi. Hari
itu adalah hari minggu, dan aku sedikit kesiangan. Ketika aku keluar untuk
mandi, aku melihat Mbak Ita sedang mencuci pakaian. Dengan posisinya yang
menjongkok terlihat jelas olehku belahan payudaranya yang terlihat sudah agak
kendor tapi berukuran 34B. Setiap kali aku memperhatikan pantatnya, entah
mengapa aku langsung bernafsu dibuatnya (mungkin pengaruh film BF dengan
doggystyle yang kebetulan favoritku). Kembali batang kemaluanku tegang dan
seperti biasa aku melakukan onani di kamar mandi.
Dua hari kemudian
terjadi keributan di tetanggaku, yaitu Mbak ita yang sedang bertengkar hebat
dengan suaminya (seorang agen). Ia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi
entah kemana. Aku yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Yang
ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Keesokan harinya
Mbak Ita pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek, dan kembali
sorenya.
Sore itu aku baru akan
mandi, begitu juga dengan Mbak ita. Setelah selesai aku langsung buru-buru
keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata aku
menabrak sesuatu yang ternyata adalah Mbak ita. Keadaan waktu itu sangat gelap
(mati lampu) sehingga kami saling bertubrukan. Menerima tubrukan itu, Mbak ita
hampir jatuh dibuatnya. Secara reflek aku langsung menangkap tubuhnya. AduH!
Tenyata aku tanpa sengaja telah menyentuh payudaranya. " Maaf.. Aduh maaf
mbak, nggak sengaja" ucapku. " Nggak, nggak pa pa kok, wong saya yang
nggak liat" balasnya.
Sejenak kami terdiam
dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin malam.
Tanpa dikomando, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah tadi sempat malu
karena kecerobohan kami berdua. Aku sangat degdegan dibuatnya dan tidak tahu
harus berbuat apa pada posisi seperti ini. Sepertinya Mbak ita mengetahui bahwa
aku belum pengalaman sama sekali. Ia kemudian mengambil inisiatif dan langsung
memegang kemaluanku yang berada dibalik handuk. Est ..est.. auw ..aku mengerang
keenakan. Belum selesai aku merasakan belaian tangannya, tiba-tiba ujung
kemaluanku terasa disentuh oleh benda lembut dan hangat. Mbak ita sudah berada
dibawahku denagn posisi jongkok sambil mengulum kemaluanku. Aduuhh .. nikmatt..
terus .. Akh ..est .. Sekarang aku sudah telanjang bulat dibuatnya.
10 menit sudah
kemaluanku dikulum oleh Mbak ita. Aku yang tadi pemalu sekarang mulai mengambil
tindakan. Mbak ita kusuruh berdiri dihadapanku dan langsung kulumat bibinya
dengan lembut. Est .. Ah ..uh ouw .. Ia mendesah ketika bibir kami saling
berpagutan satu sama lain. Ciumanku sekarang telah berada pada lehernya. Bau
sabun mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah gairahku. Est .. Ah ..
teruss.. kepalanya tengadah keatas menahan nikmat. Kini tiba saat yang
kutunggu. Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa hambatan.
Secara samar-samar dapat kulihat bentuk payudaranya. Kuremas dan kukecup dengan
lembut dan au ..est..nikmaat..teruss ..aow .., Mbak ita menahan nikmat.
Sambil terus mencicipi
bagian tubuhnya akhirnya aku sampai juga didaerah kemaluannya. Aku sedikit ragu
untuk memcicipi kemaluanya yang sudah sedikit basah itu. Seperti difilm BF aku
mencoba mempraktekkan gaya melumat kemaluan wanita. Kucoba sedikit dengan ujung
lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis. Tetapi itu tidak
menghentikanku untuk terus menjilatinya. Semakin lama rasa jijik yang ada
berubah menjadi rasa ninkmat yang tiada tara. Est ..est ..teruuss
..tee..russ..auw ..nik, mat..mbak ita tak mampu menahan nikmat yang diterimanya
dari jilatan mautku yang sesekali kuiringi dengan memasukkan jariku ke liang
senggamanya. "Mbak mau .. kelu..ar ahh" racaunya.
Tanpa kusadari
tiba-tiba keluar cairan kental dari vagina nya yang belakangan kutau bahwa itu
adalah cairan wanita. Aku belum berhenti dan terus menjilati kemaluanya sampai
bersih.
Puas aku menjilati
kemaluannya kemudian langsung aku angkat ia kedalam rumahnya menuju kamar
tidurnya. Aduh .. benar-benar tak habis pikir olehku, wanita segede ini bisa
kuangkat dengan mudah. Sesampai dikamarnya aku langsung terbaring dengan posisi
terlentang. Mbak ita tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung
mengambil posisi berada diatasku. Oh ..ya pembaca, bahwa batang kemaluanku
standar-standar saja untuk orang Indonesia. Aku yang berada dibawah saat itu
sengaja tidak berbuat apa-apa dan membiarkan Mbak Ita mengambil inisiatif untuk
memuaskanku.
Mbak Ita langsung
memegang kemaluanku dan mencoba memasukkannya kedalam liang senggamanya.
Blues..bleb.. tanpa hambatan batang kejantananku tenggelam seluruhnya kedalam
liang kenikmatan Mbak Ita. Est..es..auw..oh..ah..aku hanya terpejam merasakan
kemaluanku seperti diperas-peras dan hangat sekali rasanya. Aku tak menyangka
bahwa kenikmatan bersenggama dengan wanita lebih nikmat dibanding dengan aku
beronani. Mbak Ita mulai menggenjot pantatnya secara perlahan tapi pasti.
Ah..ah..ah..oh..oh..nik..maatt ..ahh.. Mbak Ita terus melakukan gerakan yang
sangat erotis. Desahan Mbak Ita membuatku semakin bernafsu ditambah dengan
payudaranya bergoyang kesana-kemari. Rupanya aku tak bisa lagi tinggal diam.
Aku berusaha mengimbangi genjotan Mbak Ita sehingga irama genjotan itu sangat
merdu dan konstan. Tangankupun tidak mau kalah dengan pantatku.
Aku berusaha mencapai
kedua payudara yang ada didepan mataku itu. "Wah ..indahnya pemandangan
ini" ucapku dalam hati. Tidak puas dengan hanya menyentuh payudara Mbak
Ita, aku langsung mengambil posisi duduk sehingga payudara Mbak ita tepat berada
didepan wajahku. Kembali aku melumat putingnya dengan lembut kiri dan kanan
bergantian. Ahh..ah ..ah..oh.. Est..ss Mbak ita kelihatannya tak tahan menahan
nikmat dengan perlakuanku ini. Lama kelamaan genjotan Mbak Ita semakin cepat
dan aku..a..ku.. kee..luuarr..ahh..ohh..nikmaat t Mbak ita akhirnya mencapai
klimaks yang kedua kalinya. Aku yang belum apa-apa merasa kesal tidak bisa
klimaks secara bersamaan. Akhirnya aku meminta Mbak Ita untuk kembali mengulum
kemaluanku. Mbak Ita yang sudah mendapat kepuasan dengan semangat mengulum dan
menjilati kemaluanku. Est..est..ahh..oh ucapku ketika Mbak Ita semakin
mempercepat kuluman dan kocokannya pada kemaluanku. Sepertinya ia ingin segera
memuaskanku dan menikmati air kejantananku.
Selang 10 menit
ah..auw..oh..nik..maatt..oh.. crot..crot..crot..semua air maniku tertumpah
diwajah Mbak Ita dan diseluruh tubuhnya. Saat itu Mbak Ita tidak berhenti
kulumannya dan menjilati seluruh air jantan tersebut. Aku sangat ngilu
dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali.
Setelah merasakan
kepuasan yag tiada tara kami langsung jatuh terkulai diatas kasur. Mbak Ita
tampaknya sangat kelelahan dan langsung tertidur pulas dengan keadaan telanjang
bulat. Aku yang takut nanti ketahuan orang lain langsung keluar dari kamar
tersebut dan mengambil handukku menuju rumahku.
Ketika aku baru akan
keluar dari rumah Mbak Ita, alangkah terkejutnya aku ketika dihadapanku ada
seorang wanita yang kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua
perbuatan kami. Eh..mm..mbak..mbak ..Desi..ternyata ia tidak lain adalah Mbak
Desi. "Permisi mbak, aku mau masuk dulu" ucapku pura-pura tidak ada
yang terjadi. Sambil berjalan tergesa-gesa aku langsung menuju rumahku untuk
menghindari introgasi dari Mbak Desi. Tiba-tiba "tunggu!!" teriak
Mbak Desi. Aku langsung panas dingin dibuatnya. "Jangan jangan ia akan
melaporkanku ke Kepala Desa lagi" ucapku dalam hati." Aduuhh gawat
nih, bisa-bisa cuci kampung" pikirku. " A..a..ada apa ya mbak"
balasku. Mbak Desi langsung mendekatku dan berkata " kamu akan aku
laporkan kesuami Mbak Ita dan kepala desa atas apa yang telah kamu
lakukan" ucap Mbak Desi. " Ta..tapi kami melakukannya atas dasar suka
sama suka Mbak " balasku dengan perasaan sedikit cemas. Tiba-tiba "
ha..ha..ha..ha.. " Mbak desi tertawa.
Aku semakin bingung
dibuatnya karena mungkin Mbak desi punya dendam dan sekarang berhasil
membalaskannya. " Nggak usah takut, pokoknya sekarang kamu tetap berdiri
disitu dan jangan sekali-kali bergerak ok!" usulnya. "Mbak mau
melaporkan saya atau takut saya lari" ucapku semakin bingung. Tanpa bicara
lagi Mbak Desi semakin mendekatiku. Setelah tidak ada lagi jarak diantara kami
tangan Mbak Desi langsung melepas handuk yang kugunakan tadi sehingga aku
kembali telanjang bulat."Mbak jangan dikebiri ya.." ucapku."Nnggak..nggak
pa pa kok" balasnya. Mbak Desi ternyata langsung berjongkok dan mulai
mengocok kemaluanku.
Ah..ah..oh..oh.. aku
yang tadi lemas kembali bergairah dibuatnya. Belum lagi aku selesai merasakan
nikmatnya kocokan lembut dari tangan Mbak Desi, aku kembali merasakan ada benda
lembut, hangat dan basah menyentuh kepala kemaluanku. Aku langsung tahu bahwa
itu adalah kuluman dan jilatan dari mulut Mbak Desi setelah tadi aku
merasakannya dengan Mbak Ita. Kuluman dan jilatan Mbak Desi ternyata lebih nikmat
dari Mbak Ita. Aku bertaruh bahwa Mbak Desi telah melakukan berbagai macam gaya
dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan.
Estt..ah..oh..oh..aduhh..auw.. desahku menahan hebatnya kuluman Mbak Desi. 15
menit sudah acara kulum-kuluman itu dan sekarang Mbak Desi telah berganti
posisi dengan menungging. Pantatnya yang kecil namun berisi itu sekarang
menantangku untuk ditusuk segera dengan rudalku. "Ayo..cepetan..kamu sudah
lama menginginkan ini kan..Mbak tau kamu sering ngintip dari celah pintu
itu..ayoo masukkan dong" ucapnya dengan mesra.
Aku jadi malu
dibuatnya bahwa selama ini ia tahu akan perbuatanku. Tanpa pikir panjang aku
langsung mencoba memasukkan batang kemaluanku ke liang kenikmatan Mbak Desi.
"Aduh!!" meleset pada tusukanku yang pertama. Aku kembali mecoba dan
bluess..akhirnya aku berhasil juga. "Gila nih perempuan "pikirku,
"ternyata lubang kemaluannya masih sempit sekali" ucapku. Perlahan
aku coba menggoyangkan pantatku mau-mundur. Ah.ah..ahh..oh..oh..oh..ah.. Mbah
Desi mulai mendesah menahan nikmat. Aku semakin mempercepat goyanganku karena
memang ini adalah gaya favoritku. "Ayo..teruuss..ayo.." teriakku
memberi semangat". Ah..ah..ah..oh..desah Mbak Desi semakin terdengar
kencang. Melihat payudaranya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku
ingin mewujudkan impianku selama ini. Sambil terus menggenjot Mbak Desi aku
berusaha mencapai payudaranya. Kuremas-remas dengan garangnya seolah meremas
santan kelapa. Aw..sakiitt..adu..hh..ah..ah.. Mbak Ita tak tahan akan
perlakuanku. Aku tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot dengan cepat.
Kemudian aku mengganti
posisi dengan menggendong Mbak Desi didepanku. Bluess.. Kembali batang
kejantananku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Ahh..ah..ah..ah..desah Mbak
Desi menahan nikmat. Kulumat bibir dan kuciumi seluruh leher dan kukecup kedua
puting susunya yang merah itu. Adu..nikkmatt sekaalii ah..ah..ah..oh..oh..
Mendapat perlakuan demikian bertubi-tubi akhirnya Mbak Desi tak sanggup lagi
menahan klimaksnya "Keeluuarr ..mau..ke..lua..rr akhirnya Mbak Desi
mencapai klimaksnya. Aku yang sedikit lagi juga hampil finish semakin
menggenjot dengan cepat."Blep..blep..blep..bunyi hentakan sodokan antara
kemaluanku dan kemaluan Mbak Desi yang sudah sangat basah tersebut. Tidak lama
kemudian aku merasakan ada denyut-denyut di ujung batang kemaluanku
dan:"Crot..crot..crot..tumpahl ah seluruh iir maniku kedalam liang
senggamanya.
Setelah itu kami
berciuman sambil merasakan sisa-sisa nikmat yang ada dan kembali kerumah
masing-masing. Keesokan harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak
merasakan sesuatu terjadi. Pembaca sekalian rupanya Mbak Ita tidak mau lagi
berbicara denganku semenjak kejadian itu tapi aku terkadang masih melakukan
hubungan sex ini hanya dengan Mbak Desi saja ketika saya sedang ingin atau ia
sedang sangat ingin melakukannya. Sekarang saya sudah selesai kuliah dan tidak
lagi tinggal dibedengan itu.
TAMAT
Baca juga
No comments:
Post a Comment