Ini kisah 2 tahun yang
lalu, ketika aku masih indekost di kota Dps. Ketika itu aku baru kerja di
sebuah perusahaan. Ditempat kostku yang mempunyai 10 kamar lengkap dengan kamar
mandi dalam dan teras masing-masing itu merupakan tempat yang nyaman dan bebas.
Maksudku bebas karena pemilik rumah tidak tinggal disana, hanya sebulan sekali
datang menarik uang kost atau sesekali jika ada perlu mengecek keadaan. Klo ada
yang bertamupun bebas sampai tengah malam atau menginap asal tidak ribut dan
mengganggu penghuni yang lain tidak ada masalah. Kebetulan saat aku masuk 8
kamar sudah terisi. Aku menempati kamar paling pojok bersebelahan dengan kamar
seorang mahasiswi di sebuah PTS, berumur sekitar 20 tahun.
Lebih sepekan berlalu,
aku belum begitu akrab dengan semua penghuni disana, selain karena
masing-masing kamar dibatasi tembok pembatas juga sibuk dengan urusannya
masing-masing termasuk aku dan memang disana antar penghuni jarang ada yang
mengobrol satu sama lain kecuali hanya sapaan basa-basi ketika kebetulan berpapasan.
Walaupun semua penghuni disana berstatus single tapi ada 5 pasangan yang sudah
tinggal bersama, mungkin istilahnya kumpul kebo atau apalah. Hanya aku dan 3
wanita termasuk mahasiswi disebelah kamarku yang tinggal sendiri, tapi
kuperhatikan merekapun sudah mempunyai pasangan atau minimal dekat laki-laki
karena masing-masing sering dikunjungi teman laki-laki dan tak jarang menginap
sampe pagi dikamar si wanita.
Awalnya aku tidak
terlalu peduli dengan kecuekan masing-masing karena enak juga tidak ada yang
saling mengganggu atau mau tau urusan orang, ya mungkin ciri masyarakat
perkotaan pikirku, tapi lama-lama mahasiswi dikamar sebelahku, sebut saja
namanya Sinta, menarik perhatianku. Bukan saja wajahnya cantik, body yang
langsing, tinggi sekitar 160 cm dan berkulit mulus, Sinta yang kesehariannya
suka berpakaian seksi itu kerap membawa laki-laki yang berbeda menginap
dikamarnya. Kupikir biasalah pergaulan bebas anak sekarang.
Suatu hari lampu
dikamar mandiku mati, aku naik keatas bak mandi dengan maksud mengganti bola
lampu yang dapat dijangkau dari sini tanpa sengaja aku melihat retakan berupa
celah ditembok kamar mandiku, letaknya diatas dekat plafon. Iseng aku intip
kecelah itu dan sedikit kaget ternyata dari situ aku bisa melihat kedalam kamar
Sinta tepat mengarah ke tempat tidurnya. Pikiran iseng melintas dikepalaku,
gimana kalo kuintip saja Sinta dengan teman laki-lakinya dikamar, lumayan
pertunjukan gratis.
Esoknya pulang kerja,
sambil tiduran menunggu Sinta kembali ke kostnya. Kira-kira jam 22.00 kudengar
langkah kaki di kamar sebelah, kuintip lewat jendela, ternyata Sinta dan teman
laki-lakinya datang. Tak sabar, aku mulai mengintip dari celah kamar mandi,
Kulihat laki-laki itu menunggu Sinta yang sedang menutup pintu kamar, kemudian
mereka berpagutan sambil saling melepaskan pakaian. Hanya dalam beberapa detik
mereka sudah telanjang bulat, Sinta jongkok di hadapan laki-laki itu yang
penisnya setengah ereksi dan mengulum penis besar di hadapannya. Mulut Sinta
hampir tidak bisa menampung seluruh penisnya.
Perlahan penis
laki-laki itu ereksi penuh karena permainan lidah Sinta. Laki-laki yang tinggi
besar mengangkat tubuh mungil Sinta ke tempat tidur dan langsung menindihnya.
Dengan sangat bernafsu laki-laki itu melahap buah dada kenyal milik Sinta.
Dari sini aku dengan
jelas melihat wajah Sinta yang lagi merem melek menikmati permainan lidah
laki-laki itu apalagi lampu kamarnya tidak dimatikan.
Selang berapa menit
mereka berganti posisi 69. Mulut Sinta disumbat dengan penis besar laki-laki
itu. Dengan sangat bernafsu Sinta memainkan penis di mulutnya, sedangkan
laki-laki itu sendiri sibuk memainkan lidahnya di clitoris Sinta, kulihat kaki
Sinta mulai menegang dan paha Sinta menjepit kepala laki-laki itu.
Setelah puas,
laki-laki itu duduk bersandar di head board dan Sinta duduk di pangkuannya
dengan saling berhadapan. Dengan bertumpu pada lututnya, perlahan Sinta
memasukan penis besar laki-laki itu ke lubang vaginanya. Penis laki-laki itu
mulai menerobos masuk. Dia mendongak ke atas sedikit meringis saat menurunkan
pantat bahenolnya agar penis laki-laki itu masuk lebih dalam.
Sinta mulai
menggerakkan pantatnya maju mundur, sedangkan laki-laki itu mejilati dan
menyedot buah dada Sinta. Gerakan Sinta maju mundur makin lama makin cepat dan
tidak beraturan, selang 5 menit tubuh Sinta bergetar hebat menikmati orgasme
sambil melumat mulut laki-laki itu.
Mereka istirahat
sebentar sambil mencumbui Sinta agar bangkit lagi. Dengan memainkan buah dada
Sinta yang kenyal, dia bangkit lagi gairahnya, Sinta lalu mengangkangkan
pahanya lebar-lebar, dari celah ini aku bisa lihat vagina Sinta yang
kemerah-merahan akibat gesekan penis besar laki-laki itu. Dia menusukkan
senjatanya ke vagina Sinta dan mulai menggerakkan pantatnya maju mundur dengan
keras, saking kerasnya sampai terdengar suara sayup-sayup, “Plak! plok…, plak!
plok!”, dari benturan paha mereka.
Sinta seperti mendesah
hebat setiap kali laki-laki itu menghunjamkan penisnya dalam-dalam. Penisku
rasanya sudah tidak kuat menahan sakit karena tegang sejak tadi. Posisi ini
tidak bertahan terlalu lama, laki-laki itu minta Sinta nungging dan dia
menusukkan senjatanya dari belakang, aku bisa dengan jelas melihat penis
laki-laki itu keluar masuk menusuk vagina Sinta.
Lima menit berlalu
laki-laki itu menunggangi Sinta, perlahan-lahan gerakanya mulai tak beraturan
apalagi Sinta juga ikut menggoyangkan pantatnya. Akhirnya laki-laki itu
mencabut penisnya dan menyodorkan ke Sinta, Sinta tanpa canggung memasukkan
penis yang baru keluar dari vaginanya dan dipenuhi cairan vagina itu kemulut.
Kulihat Sinta menghisap penis laki-laki itu sambil tangannya sesekali ikut
mengocok-ngocok penis laki-laki itu dan tak lama wajah Sinta sudah dilumuri
cairan sperma yang menyemprot keluar. Kulihat Sinta menjilati penis laki-laki
itu samapi bersih.
Berdua mereka ke kamar
mandi, tapi sayangnya aku tidak bisa melihat situasi kamar mandinya dari sini.
Aku balik ketempat tidurku tapi mataku tidak bisa terpejam, dalam pikiranku
masih terbayang adengan hot Sinta dengan laki-laki itu. Membayangkan mereka,
aku jadi tidak bisa tidur sampai pagi.
Beberapa hari berlalu,
suatu malam samar-samar kudengar desahan dikamar sebelah, it’s show time,
cepat-cepat kulihat dari celah kamar mandi dan ternyata mereka Threesome,
Sinta, laki-laki itu dan temanya satunya lagi. Sekarang kutahu Sinta adalah
mahasiswi bispak dan bisa dibayar untuk melayani laki-laki, hanya Sinta selalu
memilih laki-laki yang bisa mengencaninya. Laki-laki yang sudah dikenalnya
dengan baik, Sinta tak sungkan mengajak berkencan dikost’annya.
Sinta kulihat sedang
nungging sedangkan laki-laki itu memompa vagina Sinta dari belakang, tangan
Sinta berpegangan ke pinggir ranjang sambil melumat penis milik laki-laki
satunya yang duduk di pinggir ranjang. Aku baru tahu kalau Sinta benar-benar
binal. Wah ini adegan yang sungguh sangat membuat birahi.
Laki-laki itu mencabut
penisnya dari vagina Sinta dan menancapkanya lagi ke lubang pantat Sinta.
Laki-laki itu nampak mulai bernafsu, semetara Sinta berteriak kecil setiap
penis besar ini masuk lebih dalam. Dalam 5 menit laki-laki itu mencabut
penisnya dan menumpahkan seluruh cairan spermanya di punggung Sinta. Sementara
laki satunya lagi asyik menikmati permainan mulut Sinta, kemudian Sinta di
tempatkan di pinggiran bed dengan posisi nungging sementara laki-laki satunya
itu berdiri di lantai, di pingiran bed dan bersiap-siap menusukkan senjatanya
ke lubang pantat Sinta. Goyangan pantat laki-laki itu menimbulkan suara
sayup-sayup, “Ceplak.., ceplok..!”,.
Penis laki-laki itu
makin keras menghunjam pantat Sinta sambil tangannya meremas keras pantat
bahenol Sinta. Datang dari kamar mandi si laki-laki pertama langsung ikutan
nimbrung lagi, dia menyusup ke bawah tubuh Sinta dengan kaki menjuntai ke bawah
dia memasukkan penisnya ke vagina Sinta lalu menurunkan badan Sinta, laki-laki
itu satunya lagi tetap berdiri dengan penis menancap ke pantat Sinta, dia agak
membungkuk karena badan Sinta merendah dan nempel ke tubuh laki-laki itu.
Mereka mulai bergoyang, mulut Sinta dengan lahap menjilat dada bidang si
laki-laki itu.
Laki-laki kedua
pantatnya kian keras bergoyang dan akhirnya, “Cret.., cret.., cret”, spermanya
tumpah dibongkahan pantat Sinta, sementara si laki-laki itu masih asyik
menikmati goyangan Sinta dari atas, karena laki-laki satunya lagi tidak lagi
menusukan senjatanya, Sinta lalu duduk bersimpuh di penis si laki-laki itu dan
bergoyang maju mundur. Tangan si laki-laki itu meremas buah dada kenyal milik
Sinta, desahan Sinta makin hebat sampai akhirnya lemas terkulai di atas tubuh
laki-laki itu.
Laki-laki itu bangkit
dan mulai menyodok lubang pantat Sinta yang lagi tengkurep lemas. Plok..,
plok.., plok..!, bunyi pantat dan paha mereka beradu, selang beberapa menit si
laki-laki itu membalikkan tubuh Sinta dan mengangkangi wajah Sinta sambil
mengocok-ngocok penisnya sendiri, sementara Sinta tampak membuka mulutnya
lebar-lebar ketika laki-laki itu menumpahkan spermanya dimulut Sinta dan tampak
Sinta menelan cairan sperma yang memenuhi rongga mulutnya itu.
Laki-laki kedua datang
dari kamar mandi, langsung berpakaian lalu pamitan pada mereka. Tinggal
laki-laki itu berdua dengan Sinta dikamar. Dia menggendong Sinta ke kamar
mandi, mungkin saling membersihkan diri, mereka tidur bugil dengan saling
berpelukan.
Kulihat jam sudah
menunjukkan pukul 24.15, aku berencana besok aku akan bolos kerja. Sampai jam
02.00 di kamar Sinta tidak ada aktivitas, mereka masih tertidur pulas dengan
tetap saling berpelukan. Akhirnya aku tertidur karena bosan menunggu.
Jam 04.00 aku
terbangun dan iseng kuintip lagi sambil kekamar mandi. Eh kulihat tangan Sinta
mengocok penis si laki-laki itu yang sedang berdiri setengah tiang. Kepala
Sinta dituntun oleh laki-laki itu untuk melakukan blowjob. Mulut Sinta yang
mungil tampak mengembung akibat sumbatan penis si laki-laki itu. Setelah berapa
lama akhirya tumpah juga isinya di mulut Sinta, si laki-laki itu akhirnya
tertidur pulas lagi, sementara Sinta ke kamar mandi mungkin membersihkan
mulutnya.
Jam 06.30 laki-laki
itu bangun, berpakaian dan pamitan ke Sinta yang bermalas-malasan di tempat
tidur dalam keadaan bugil. Setelah si laki-laki itu pergi, tak tahan menahan
konak aku menyerbu masuk ke kamar Sinta dan mengunci pintu, dia kaget sekali
melihat aku datang, aku langsung membuka pakaianku dan menindihnya. Berberapa
kali dia berontak, namun akhirnya penisku bisa kutancapkan ke vaginanya. Puas mengocok
vaginanya, aku minta dia nungging untuk menyodok lubang satunya. Dia menolak,
“Sin… kamu jangan munafik, laki-laki itu dua orang itu kenapa kamu kasih…ah?”,
aku keceplosan ngomong. Dia terheran-heran dan menanyakan dari mana aku tahu
hal itu. Akhirnya aku menjelaskan aktivitas mengintipku di kamar sebelah. Wajah
Sinta tampak merah padam antara malu dan marah, apalagi kujelaskan secara detil
pergumulannya yang hot dan binal dengan laki-laki itu. Akhirnya sekian lama
menahan konak, aku mendapat blowjob dari Sinta, bahkan melakukan anal, dan
penutup permainan dengan ngecrot di mulut mahasiswi bispak ini yang juga tak
menolak ketika kuminta menelan cairan spermaku yang tumpah dimulutnya.
TAMAT
Baca juga

* Obat Penggugur Kandungan,,
ReplyDelete* what I have read on this page is enough to make me satisfied can menik die this article thanks greetings *